REPUBLIKA.CO.ID, -- The Patriotic Europeans against the Islamisation of the West (PEGIDA) adalah kelompok sayap kanan Jerman yang dikenal menentang Islam dan imigran asing.
Sejak bulan Oktober silam mereka melakukan kampanye penolakan terhadap muslim setiap minggunya. Namun akhirnya masyarakat jengah dengan keberadaan mereka.
Berdasarkan informasi yang dilansir oleh BBC News, sebanyak 22 ribu orang ikut berunjukrasa menolak xenophobia (Antikeragaman) dan menamakan diri mereka sebagai anti-PEGIDA, Selasa (6/1).
Sebagaimana dikabarkan oleh German newspaper Bild, anti-PEGIDA mengusung pernyataan "Tidak untuk xenophobia dan Ya untuk keragaman dan toleransi".
Unjuk rasa Anti-PEGIDA dilakukan dengan gerakan mematikan lampu. Sebagian besar pusat kota juga terjun ke dalam kegelapan sebagai kontribusi dalam aksi tersebut. Bahkan bangunan utama dan jembatan di Rhine ikut tidak bercahaya.
"Hari ini adalah sebenar-benarnya tanda demokrasi. Banyak orang di Cologne mengekspresikan pendapat mereka," kata Walikota Cologne, Juergen Roters.
Ia pun melanjutkan pernyataannya, "Kami di sini, di Cologne ingin menunjukkan bahwa kami tidak ada hubungannya dengan ekstrimis sayap kanan dan orang-orang xenophobia."
Di Dresden, produsen mobil Volkswagen mengatakan pihaknya juga ikut dalam aksi pemadaman lampu. Pabrik dibiarkan gelap untuk menunjukkan bahwa perusahaan mendukung lingkungan masyarakat terbuka, bebas dan demokratis.