Rabu 07 Jan 2015 14:35 WIB

Menko Polhukam: Travel Advice Bukan Berarti Ada Ancaman

Menko Polhukam Tedjo Eddy Purdijatno
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menko Polhukam Tedjo Eddy Purdijatno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ausralia mengeluarkan travel advice yang meminta warganya untuk meningkatkan kewaspadaan di Indonesia. Selain itu, ada pula peringatan keamanan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Jakarta mengenai potensi ancaman terkait hotel-hotel dan bank-bank Amerika Serikat di Surabaya, beberapa hari terakhir.

Menanggapi hal tersebut, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, peringatan yang disampaikan Kementerian Luar Negeri Australia itu hanya mengikuti peringatan yang diterbitkan sebelumnya oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Peringatan itu pun bukan berarti mengindikasikan adanya ancaman teroris di Indonesia.

“Dia ingin mengingatkan warganya agar berhati-berhati, bukan berarti sudah ada ancaman. Kita juga mengingatkan warga kita dari satu tempat hati-hati, ya boleh-boleh saja, kewajiban kita lebih waspada,” ucap Tedjo, Rabu (7/1).

Sejauh ini, kata Menko Polhukam,belum ada laporan dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian mengenai ancaman terorisme di Indonesia. Meski demikian, Menko meminta masyarakat dan aparat untuk lebih waspada.

 

“Belum ada laporan dari BIN, polisi juga tidak melaporkan hal demikian. Artinya bukan berarti kita menafikan tidak ada, tapi harus lebih waspada, saya minta ke Polri, BIN, TNI, lebih waspada,” kata Tedjo. 

Sebelumnya, dalam pernyataan resmi yang dimuat di laman resminya, Sabtu (3/1), Kedubes AS di Jakarta merekomendasikan peningkatan kewaspadaan dan kehati-hatian saat mengunjungi fasilitas-fasilitas tersebut. Namun tidak disebutkan rincian lebih lanjut dalam pernyataan itu.

Pihak kedutaan juga menyarankan semua warga negara Amerika Serikat yang berada di Surabaya maupun di luar Surabaya untuk melakukan penyetelan terhadap telepon genggam mereka. Tujuannya, agar mereka mendapatkan peringatan dini soal ancaman keamanan yang disediakan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Sementara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia, (DFAT) meminta warga Australia untuk meningkat kewaspadaan di Indonesia, terutama di Bali, menyusul ancaman serangan teroris yang meningkat.

DFAT juga memperingatkan bahwa petugas imigrasi Indonesia kemungkinan tidak akan memperbolehkan masuk warga Australia yang memiliki catatan kriminal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement