Rabu 07 Jan 2015 19:03 WIB

ANTV akan Evaluasi Film King Suleiman

Rep: c03/ Red: Karta Raharja Ucu
Tayangan 'King Suleiman'
Foto: doyouknowturkey.com
Tayangan 'King Suleiman'

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen ANTV berjanji akan mengevaluasi penayangan film 'King Suleiman (Abad Kejayaan)' yang diprotes karena dinilai telah melecehkan Khalifah Ottoman tersebut.

Direktur ANTV Risa Maharmila saat menerima kedatangan Korps Muballigh Jakarta (KMJ) di kantor ANTV Jakarta, Selasa (6/1) mengatakan akan segera mengadakan pertemuan bersama dewan direksi. Pertemuan itu untuk mengevaluasi tayangan film yang menuai protes dan kritikan umat muslim karena dinilai telah mendistorsi sejarah Islam dan melecehkan Sultan Suleiman.

“Kami akan segera memmembicarakannya dengan Dewan Direksi lainnya begitu mereka kembali dari berlibur,” ujar Risa, Rabu (7/1).

Corporate Communication ANTV, Nugraha Agung Prasetyo mengapresiasi atas masukan yang diberikan KMJ. Ia mengatakan melalui penanyangan film tersebut ANTV sama sekali tidak bermaksud melakukan pelecehan terhadap Khalifah Sulaeman. Secara internal, kata Nugraha, tim ANTV juga sudah melakukan self sensor.

“Selain itu, film King Suleiman sudah lolos sensor dari Lembaga Sensor Film sehingga kami berani menayangkan. Meski demikian, kami sangat menghargai perhatian dan masukan dari para ustadz KMJ. Ini akan kami jadikan evaluasi internal,” kata Nugraha.

KMJ datang ke kantor ANTV untuk menyampaikan protes dan meminta penayangan film King Suleiman (Abad Kejayaan) dihentikan. Film tersebut dinilai banyak menampilkan sisi gelap dan kebobrokan kekhalifahan Islam sekaligus menjelek-jelekan nama besar Sultan Suleiman.

“Sultan digambarkan sebagai sosok yang cabul, angkuh, dan jauh dari nilai-nilai Islami," kata Ketua KMJ, Muhammad Shobari.

"Ini menyakiti ummat Islam sebagai mayoritas penduduk Indonesia. Kami juga khawatir penayangan film tersebut akan membuat penonton, khususnya ummat Islam, memiliki persepsi keliru tentang Islam dan kekhalifahan Islam."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement