REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono, menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Rabu (7/1). Dalam pertemuan tersebut, Agung mengaku berdiskusi dengan presiden soal dualisme di Partai Golkar.
"Kami sampaikan tentang kondisi Partai Golkar, sejauh mana yang sudah dilakukan. Karena pada dasarnya pemerintah tidak ingin ada intervensi, dan kami juga tetap mengharapkan Partai Golkar bisa tangani masalahnya sendiri," katanya.
Pada Jokowi, Agung mengaku telah menyampaikan soal komitmen kubunya yang siap islah dengan kubu Aburizal Bakrie. Bahkan, Agung mengaku pihaknya telah menunjuk juru runding agar islah dapat segera tercapai sebelum 60 hari.
Meski demikian, untuk mencapai islah, Golkar versi Ancol meminta syarat agar partai berlambang pohon beringin tersebut tak lagi terikat dengan koalisi apa pun, baik Kolisi Merah Putih (KMP) maupun Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"Kedua kami meminta agar pemerintahan Jokowi-JK didukung, dibantu. Bukan berarti kami minta jatah menteri, tidak perlu itu. Tapi kami ingin bantu meski masih terbuka ruang demokrasi. Bukan berarti menempel, yang penting kami masih bisa koreksi," ujarnya.
Sebelum Agung, politikus senior Partai Golkar Akbar Tanjung juga telah menemui Jokowi untuk berdiskusi mengenai hal yang sama. Meski demikian, Agung Laksono mengaku tidak tahu soal pertemuan Jokowi dengan Akbar tersebut.