REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Tingkat buta aksara di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat tinggi. Pemerintah Kabupaten Cirebon pun segera melakukan upaya bertahap untuk mengatasi kondisi tersebut.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Kabupaten Cirebon menempati urutan ketiga tertinggi buta aksara di Jabar. Posisi itu di bawah Kabupaten Indramayu dan Bogor.
Sedangkan di tingkat nasional, tingkat buta aksara di Kabupaten Cirebon menempati urutan sebelas. "Tapi itu data per 2013," ujar Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal Disdik Kabupaten Cirebon, Hermana, Rabu (7/1).
Hermana menyebutkan, berdasarkan data tersebut, penyandang buta aksara di Kabupaten Cirebon tercatat sekitar 65.800 orang. Sedangkan untuk data 2014, dia mengaku belum mengetahui karena masih disusun Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Untuk mengatasi kondisi tersebut, sambung Hermana, pada 2015 ini pihaknya telah mempersiapkan dan membentuk 554 kelompok warga binaan di tingkat kecamatan. Setiap kecamatan, rencananya terdiri dari 1-10 orang penyandang buta aksara. Dengan demikian, bisa tercapai sekitar 5.000 warga binaan penyandang buta aksara se-Kabupaten Cirebon.
Menurut Hermana, para warga binaan tersebut akan diberikan pelatihan dengan didampingi tutor atau tenaga pengajar di setiap kelompok. Warga binaan yang mengikuti pelatihan berusia mulai 15 hingga 59 tahun dengan masa pembelajaran 114 jam.
Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon Dudung Mulyana menambahkan, program pemberantasan buta aksara akan dilaksanakan bertahap.