REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kartunis Charb dipastikan menjadi salah satu korban tewas dalam penyerangan ke kantor media Charlie Hebdo.
Charb merupakan kartunis Charlie Hebdo yang sebelumnya sempat menjadi buruan kelompok militan Alqaidah.
Kematian Charb yang memiliki nama asli Stephane Charbonnier ini dikonfirmasi pada 18.30 waktu setempat. Ia merupakan kepala editor di Charlie Hebdo.
Dilansir dari DNA India, Kamis (8/1) Charb sempat menjadi salah satu dari 13 orang yang paling diburu oleh organisasi teroris. Ini dikarenakan gambar yang dibuatnya telah menimbulkan kemarahan banyak fundamentalis Islam.
Pada 2006 lalu, Charb sempat menggambar kartun Nabi Muhammad. Akibat gambar ini, sempat muncul beberapa ancaman yang dilayangkan kepada majalah Charlie Hebdo tersebut.
Meski begitu, sejak 2006 majalah Charlie Hebdo justru sering terlibat masalah karena berulang kali menunjukkan kontroversi dengan merendahkan nilai keagamaan tertentu.
Terlepas dari kontroversi yang dibuat oleh majalah ini, kekerasan tetap tidak dapat dibenarkan. Penyerangan kantor media Charlie Hebdo mendapat kecaman dari banyak pihak. Salah satunya datang dari Kanselir Jerman Angela Merkel.
Merkel melihat penyerangan ini bukan hanya sekedar penyerangan terhadap warga Prancis, tetapi juga penyerangan terhadap kebebasan pers dan kebebasan berbicara. NATO juga secara tegas mengutuk aksi penyerangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo ini.
"Ini merupakan aksi yang sangat kejam sekaligus penyerangan yang menghinakan kebebasan pers," ujar Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen.