REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marziyeh Afkham mengutuk serangan teroris terhadap Charlie Hebdo di Paris, Perancis pada Rabu (7/1) dan mengatakan tindakan terorisme terhadap orang-orang yang tidak bersalah menyalahi ajaran Islam.
Afkham juga mengecam segala penggunaan kebebasan berekspresi dan teror terhadap tokoh-tokoh yang dihormati oleh para pemeluk agama.Dia juga mengatakan pelecehan terhadap agama sebagai tindakan yang tidak dibenarkan.
Charlie Hebdo sendiri dikenal sebagai majalah anti-Islam yang kerap memancing amarah umat Islam dengan menampilkan kartun Nabi Muhammad SAW
“Perilaku seperti itu telah memperluas gelombang ekstrimisme dan kekerasan fisik serta pemikiran radikal yang tidak pernah terjadi sebelumnya selama satu dekade lalu,” ujar Afkham, seperti dikutip Kantor Berita Iran //IRNA//.
Ia juga menyayangkan sejumlah kebijakan keliru dan penerapan standar ganda dalam merespon kekerasan, dan telah mendorong melebarnya tindakan-tindakan esktrimisme. Afkham berharap agar para pemimpin negara-negara dunia menyatukan suara dan mengambil kebijakan yang seragam serta menjauhi perilaku standar ganda untuk mengatasi akar penyebab kekerasan dan ekstrimisme.
Setidaknya 12 orang tewas dalam serangan yang disebut Kepolisian Perancis sebagai serangan teror terburuk dalam empat dekade terakhir.