REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara film "Di Balik 98", Lukman Sardi menjelaskan bahwa film drama berbalut tragedi reformasi itu bukan menggunakan pendekatan sudut pandang politis ataupun kekerasan.
"Apalagi untuk menguak misteri kasus 1998. Kita belum /nyampe/ untuk itu," ujar Lukman usai pers screening film tersebut di Djakarta Theater, kemarin.
Lukman menjelaskan tidak pernah sedikitpun terpikiri demikian. Terlebih sampai sekarang misteri di balik tragedi 1998 tersebut menurutnya masih belum terungkap.
Adapun misteri itu, kata Lukman, memang hal yang sangat sensitif. Ia berulang kali menyatakan bahwa fokus film "Di Balik 98" tentang cinta dan kemanusiaan.
Di mana dalam film itu memang menonjolkan cinta kasih beberapa keluarga seperti keluarga tentara, pemulung, dan lainnya.
"Sekali lagi ini bukan soal menguak sejarah segala macam melainkan merupakan bagian interpretasi saya dan dibumbui dramatisasi," kata dia.
Sisi dramatisasi menurutnya memang lumrah dimasukkan dalam film. Karena agar bisa mencapai penguatan karakter maupun isi cerita film. Ia mencontohkan bagian interpretasinya yang diterapkan dalam beberapa adegan.
"Kita memang tidak tahu Pak Soeharto atau Ketua MPR Harmoko kalau lagi sendirian misalnya dia ngapain, tapi berdasar data sejarah misalnya, kita bisa menginterpretasikan," kata Lukman.
Sebelumnya aktor yang juga kerap menghiasai puluhan film layar lebar itu menyampaikan, film "Di Balik 98" merupakan cerita fiksi. Kendati terinspirasi dari kisah nyata.
Film yang dibintangi sejumlah nama seperti Chelsea Islan, Boy William, Donny Alamsyah, Fauzi Baadila, Ririn Ekawati dan Alya Rohali itu dijadwalkan tayang 15 Januari mendatang.