REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Hampir 70 persen dari 26 situ di Depok mengalami pendangkalan. Tidak hanya itu, fungsi situ yang semula menjadi daerah penampung air sekarang malah menjadi tempat pembuangan sampah.
Menurut Pengamat Lingkungan dari Universitas Indonesia (UI), Firdaus Ali mengatakan kondisi situ di Depok memprihatinkan. Ia mengatakan, fungsi Situ yang semula menjadi daerah penampung air sekarang malah menjadi tempat pembuangan sampah.
Selain terjadi pendangkalan, banyak pintu air situ yang rusak, sehingga Depok tak bisa lagi mengatur volume keluar masuk air. Ia mengatakan, pintu situ banyak yang ditutup menggunakan semen bahkan dibangun rumah warga.
Kondisi inilah yang akhirnya memposisikan Depok menjadi kota yang tidak berperan dalam penanggulangan banjir. "Jangankan untuk menanggulangi banjir jakarta, di Depok sendiri saja banjir. Ini kan berarti ada logika yang salah," kata Firdaus saat dihubungi ROL, Kamis (8/1).
Padahal menurut Firdaus peran situ dalam kota sangatlah urgent. Saat musim hujan datang, situ bisa menjadi daerah tampungan air. Sedangkan musim kemarau situ berperan memberikan pasokan air bagi warga sekitar. "Hal ini yang belum bisa dilihat secara bijaksana oleh pemerintah juga oleh masyarakat," ucap dia.
Program Pemerintah Kota Depok yang selama ini meremajakan situ, diaggap Firdaus sebagai tindakan kurang strategis. Pengerukan dan normalisasi kerap dilakukan setiap tahunnya.
Tapi normalisasi juga tidak dibarengi dengan perbaikan ekosistem Situ, dan edukasi ke masyarakat tentang fungsi Situ. "Keseimbangan alam yang ditekankan Firdaus bukan hanya soal Situ dibersihkan, tetapi juga dikembalikan kepada fungsi awal dengan menjaga ekosistem di sekitar Situ," katanya.