REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kelompok Islam Prancis mendesak umat Islam di seluruh negeri untuk mengheningkan cipta pada Kamis (8/1) dan para Imam untuk mengutuk terorisme setelah aksi penembakan yang menewaskan 12 orang di kantor majalah satir Charlie Hebdo.
Kelompok Islam tersebut menyerukan "warga Muslim Prancis untuk mengheningkan cipta pada tengah hari bersama dengan warga lainnya, untuk mengenang para korban terorisme."
Seruan yang dikeluarkan oleh majelis Muslim dari seluruh Prancis juga meminta Imam pada shalat Jumat untuk "mengutuk kekerasan dan terorisme dengan ketegasan maksimal."
Sejumlah besar warga Muslim juga diminta untuk bergabung dalam peringatan hari nasional solidaritas pada Ahad, saat para demonstran diperkirakan akan turun ke jalan-jalan di kota-kota di Prancis.
Polisi saat ini sedang memburu dua orang yang melarikan diri dari Paris pada Rabu (7/1) setelah menembak mati 12 orang dalam serangan Charlie Hebdo, yang sepertinya berhubungan dengan sikap membangkang majalah itu dalam menerbitkan kartun yang dianggap menyinggung Islam.
Polisi menyebarkan edaran untuk mencari dua pria yang terkait pembunuhan dalam serangan di kantor Charlie Hebdo, di antaranya bernama Said Kouachi, lahir pada 1980, dan Cherif Kouachi yang lahir pada 1982-- keduanya berasal dari Paris--serta tersangka lain bernama Hamyd Mourad, kelahiran 1996.
Indentitas ketiga pelaku ini dapat diketahui oleh pihak kepolisian karena kartu identitas salah satu penyerang itu tercecer di pintu keluar mobil.