REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo berpesan kepada para aktivis 98 untuk senantiasa menjaga kemurnian gerakannya dari sikap-sikap yang pragmatis, agar bisa terus tumbuh dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa ke depan.
"Beliau (Jokowi) berpesan agar para aktivis bisa melakukan konsolidasi gerakan dan organisasi yang masif, serta berpolitik dengan menjaga kemurnian gerakan dari sikap-sikap yang pragmatis dan sempit," ujar Andi sebagaimana siaran pers yang dikirimkan Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) di Jakarta, Kamis malam (8/1).
Pesan Jokowi itu disampaikan melalui Sekretaris Kabinet Andi Widjadjanto yang hadir dalam Kongres Nasional I Pospera selaku organisasi sayap dari Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98), yang berlangsung di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis.
Andi yang hadir sebagai utusan dari Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pesan Presiden bahwa tahun 2019 harus menjadi momentum generasi aktivis 98 untuk memegang peran penting dalam pemerintahan.
Politisi PDIP yang juga merupakan Sekjen PENA 98 dan Ketua Dewan Pembina Pospera Adian Napitupulu mengapresiasi pesan Presiden Jokowi itu.
Adian menegaskan bahwa Pospera akan menjadi organisasi yang bergerak secara kritis mengawal pemerintahan Jokowi-JK.
"Harapan tersebut juga disampaikan Jokowi kepada saya dalam beberapa kali pertemuan di istana negara," kata Adian.
Menurut Adian, Pospera harus menjadi organisasi yang senantiasa mendorong kebijakan-kebijakan pemerintah agar berpihak pada kepentingan rakyat.
Kongres Nasional I Pospera dibuka pada Rabu (7/1) dan berakhir Kamis. Presiden Jokowi selaku pelindung Pospera sejatinya dijadwalkan hadir pada perhelatan tersebut, namun yang bersangkutan berhalangan karena harus menyelesaikan tenggat waktu tiga dokumen strategis pemerintah.
Pospera sendiri awalnya merupakan relawan pemenangan Jokowi sejak Pemilihan Gubernur DKI Jakarta hingga Pilpres 2014. Dalam Pertemuan Nasional II PENA 98 di Bali, 26-29 September 2014, Jokowi telah menyatakan kesediaannya menjadi Pelindung Ormas Pospera.