REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia relatif stabil pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah turun tajam baru-baru ini, tetapi analis mengatakan para investor tetap khawatir tentang pasokan global yang berlebihan.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, naik 14 sen menjadi berakhir pada 48,79 dolar AS per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, patokan internasional, turun di London. Brent menetap di 50,96 dolar AS per barel, melemah 19 sen dari tingkat penutupan Rabu.
"Harga minyak telah menikmati sedikit pemulihan sejak kemarin setelah merosot lebih dari 10 persen dalam dua hari perdagangan sebelumnya," analis Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan penelitian, tetapi menambahkan tidak ada pembalikan dalam tren menurun.
Commerzbank menyoroti bahwa laporan minyak mingguan Departemen Energi AS pada Rabu menunjukkan persediaan minyak mentah AS pekan lalu turun, sedikit di bawah rekor tertinggi, tetapi juga mengungkapkan peningkatan besar dalam persediaan bensin AS dan destilasi atau sulingan.
"Kelebihan pasokan di pasar minyak AS kini juga tercermin dalam peningkatan tajam stok produk-produk minyak di sana," kata analis dari bank Jerman itu.
Phil Flynn, analis di Price Futures Group, mengatakan bahwa "fundamental di pasar ini sangat lemah, bahwa kita memiliki waktu yang sulit untuk naik."
Dolar yang kuat membebani permintaan minyak yang dihargakan dalam dolar, kata dia. Harga minyak telah merosot sekitar setengahnya dari nilai mereka sejak Juni.
Matt Smith dari Schneider Electric mengatakan pasar sedang menemukan "lebih banyak AS-sentris secara positif" dari harapan menjelang laporan ketenagakerjaan AS untuk Desember pada Jumat yang diawasi ketat sebagai ukuran kesehatan ekonomi terbesar di dunia itu.
Para analis memperkirakan lebih lambat, tetapi mantap, pertumbuhaan pekerjaan 245.000, dan tingkat pengangguran turun menjadi 5,7 persen dari 5,8 persen pada November.
Harga minyak telah anjlok sekitar 10 persen dalam tiga hari perdagangan 2015, karena pasar memperkirakan pasokan global melampaui permintaan.
Produksi minyak mentah AS naik 11.000 barel per hari menjadi 9,13 juta pada pekan lalu, data mingguan yang paling dalam yang dimulai pada Januari 1983, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA).
Tidak ada tanda-tanda bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memangkas produksi mereka dalam menanggapi kemerosotan harga.
Produksi OPEC turun sebesar 122.000 barel per hari dari November menjadi 30,24 juta barel pada bulan lalu, menurut survei Bloomberg.
Data ekonomi AS yang positif juga membantu meningkatkan harga minyak mentah AS.
Jumlah Amerika yang mengajukan klaim awal untuk tunjangan pengangguran dalam pekan yang berakhir 3 Januari turun 4.000 ke disesuaikan secara musiman 294.000, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan Kamis.