REPUBLIKA.CO.ID, COLOMBO -- Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapaksa mengakui kekalahannya dalam pemilihan presiden.
"Kami tidak punya berita baik. Semuanya berita buruk. Saya pikir rakyat perlu perubahan dan inilah demokrasi," ujar pejabat senior pemerintah sekaligus sekutu Rajapaksa, Kamis (8/1).
Suara letusan kembang api terdengar di ibukota Colombo setelah kantor kepresidenan mengatakan Rajapaksa telah bertemu dengan rivalnya Mithripala Sirisena. Rajapaks bertemu untuk menyatakan menerima kemenangan oposisi. Tidak terlihat tanda-tanda akan terjadi protes atau mobilisasi pasukan keamanan besar-besaran.
Sirisena merupakan mantan menteri. Ia mengajukan diri sebagai kandidat presiden November lalu. Dia berjanji meberantas korupsi dan mereformasi konstitusi.
Dalam pemilu Kamis lalu, Rajapaksa bertarung memperebutkan kursi presiden untuk ketiga kalinya. Dia menyebut pemilu presiden ini dua tahun lebih awal. Sebelumnya, dia sangat yakin akan menang. Sayangnya, dia tidak mengantisipasi munculnya Sirisena.
Departemen Pemilihan Umum mengatakan sejauh ini telah menghitung 3,26 juta suara. Sirisena memimpin dengan 51,3 persen suara dan Rajapaksa mengikuti dengan 46,9 persen suara. Jumlah pemilih sekitar 15 juta.
Koordinator kepresidenan Wijayananda Herath mengatakan Rajapaksa telah bertemu dengan Ranil Wickremesinghe yang akan menjadi perdana menteri baru. Dia menyampaikan kekalahannya dan meminta Ranil memfasilitasi transisi yang mulus.
Sirisena akan dilantik Jumat.