Jumat 09 Jan 2015 16:04 WIB

MUI Tetap Jadi Tenda Besar Umat Muslim

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsudin
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsudin

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan tetap menjadi tenda besar bagi umat Islam. Terutama sebagai penengah dalam mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan yang dihadapi umat.

"Banyak aliran yang lahir, bahkan ada yang tidak sesuai dengan ke-Islaman, bahkan tidak sedikit yang sempat membuat suasana tidak harmonis di tengah-tengah umat. Disini peran MUI akan muncul sebagai pencari maupun penengah," kata Ketua Umum MUI Pusat Din Syamsuddin di Medan, Sumatera Utara, Jumat (9/1).

Pernyataan itu disampaikan Din saat meresmikan Masjid Ar-Rahman dan Gedung Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut. Peresmian masjid itu juga dihadiri Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho.

Ia mengatakan, dewasa ini banyak terjadi perbedaan pendapat di masyarakat yang tidak dapat diatasi dengan baik. Padahal Islam selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berlapang-lapang dalam menyikapi suatu masalah.

"Kalau ada perbedaan pendapat, seharusnya didiskusikan dan dicari jalan tengahnya, bukan malah sebaliknya sehingga menimbulkan perselisihan berkepanjangan. Jangan mudah diadu domba dan jangan saling menyalahkan," tukasnya.

Atas dasar berbagai fenomena tersebutkan, lanjut dia, pihaknya pada Februari 2015 akan menggelar Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) di Yogyakarta, membahas berbagai isu sosial politik dan budaya yang bertujuan demi penguatan umat.

Kongresk keenam tersebut akan mengambil tema 'Penguatan Peran Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya Umat Islam Untuk Indonesia Yang Berkeadilan dan Berperadaban'. Kongres ini, kata Din, bertujuan untuk mengonsolidasikan agenda ke-Islaman dan kebangsaan.

Ia mengatakan isu penguatan peran ekonomi umat Islam terlihat dari kontribusi dan totalitas umat dalam merintis berdirinya NKRI. Maka selayaknya sudah dapat dirasakan dalam pembangunan ekonomi nasional secara maksimal.

Namun, katanya, realita menunjukkan justru umat Islam tertinggalkan dalam sistem ekonomi nasional yang kurang berpihak kepada pemberdayaan masyarakat Islam. "Ekonomi kita justru dikuasai orang lain. Kita tidak punya kekuatan ekonomi. Jadi inilah salah satu pokok materi yang akan menjadi pembahasan di kongres nanti," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement