REPUBLIKA.CO.ID, Habiburrahman El-Shirazy, alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, yang akrab disapa Kang Abik, dikenal sebagai novelis nomor satu Indonesia versi INSANI Universitas Diponegoro Semarang. Gelar itu diberikan atas karya fenomenalnya, Ayat-Ayat Cinta (AAC).
Kini, Ayat-Ayat Cinta yang diterbitkan Republika Penerbit pada 2004 telah memasuki usia ke-10. Pada usianya yang ke-10 tahun, Kang Abik akan kembali merilis atau menerbitkan AAC Jilid 2 pada 2015.
Seperti AAC Jilid 1 yang sebelum diterbitkan menjadi buku telah dibuat cerita bersambung (cerbung) di harian Republika maka AAC Jilid 2 ini pun akan didahului dengan cerbung di Republika. Cerbung itu akan dimulai pada Senin (5/1).
Seperti apa kisahnya, bagaimana romantisme pada AAC 2 ini, apakah Fahri (tokoh utama dalam AAC Jilid 1) sukses membangun rumah tangganya bersama Aisha sepeninggal Maria? Apakah alur cerita AAC Jilid 2 masih mengambil setting di Timur Tengah? Simak penuturan Kang Abik seputar AAC 2 kepada wartawan Republika, Syahruddin El-Fikri, berikut ini.
Bila AAC 1 setting-nya mengambil di Timur Tengah (Mesir), bagaimana dengan sekuelnya?
Ayat-Ayat Cinta Jilid 2, insya Allah akan mengambil setting di Inggris Raya, tepatnya di Edinburgh, Skotlandia. Dengan konflik yang tidak kalah serunya. Dan, kedalaman romance yang tidak kalah menggigit. Semoga.
Bisa diceritakan sedikit tentang isi AAC 2?
Ruh Ayat-Ayat Cinta Jilid 2 adalah hadis Nabi SAW, “Inna buitstu li utammima shalihal akhlak.” Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. Dan, firman Allah, “Wa ma arsalnaka illa rahmatan lil `alaimin.”
Fahri akan berusaha mati-matian untuk menjadi seorang Muslim yang bisa menjadi rahmat bagi sekitarnya. Tantangan utama Fahri adalah tetangganya paling dekat. Dua orang remaja kakak beradik, yaitu Keira dan Jason, yang sangat anti-Muslim.
Keduanya jenis remaja Islamofobia yang terpengaruh berita-berita negatif dari media tentang Islam dan umat Islam. Apalagi, Keira kehilangan ayahnya yang tewas karena bom London.
Fahri seperti di AAC 1 adalah sosok yang sangat menghormati tetangganya. Dengan cintalah Fahri menyikapi mereka. Selain itu, saat itu Fahri sedang program postdoc sekaligus mengajar di the University of Edinburgh. Pertanyaan-pertanyaan kritis dari para mahasiswanya menjadi tantangan Fahri menjawabnya secara ilmiah, terbuka, dan mencerahkan.
Baca berita Ayat-Ayat Cinta 2, Hadir Lagi Lewat Cerbung (1) di sini (klik)