Sabtu 10 Jan 2015 03:33 WIB

Pastikan Identitas Jenazah Air Asia Bukan Perkara Mudah

Red: Esthi Maharani
DVI
Foto: [ist]
DVI

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Memastikan identitas jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501, bukan sebuah perkara mudah bagi Tim "Disaster Victim Identification" (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur.

Kondisi fisik dari korban yang tidak utuh dan mulai membusuk itu membuat petugas tidak bisa "memvonis" cepat, siapa dan dari mana identitas jenazah tersebut.

"Ini yang membuat Tim DVI tidak boleh gegabah dan cepat-cepat menentukan," ucap Ketua Tim DVI Polda Jatim Kombes Pol Budiyono.

Setiap hari, setiap malam, pihaknya mengaku tidak akan bisa tidur nyenyak jika jenazah-jenazah yang sedang diidentifikasi belum diketahui identitasnya.

Setiap pukul 18.00 WIB, Tim DVI yang terbagi dalam beberapa kelompok menggelar pra-rekonsiliasi terhadap jenazah yang sudah ada di RS Bhayangkara Mapolda Jatim.

Selain mengumpulkan bahan dan data, rapat tersebut juga menjadi persiapan rapat rekonsiliasi untuk keesokan harinya dalam menentukan kepastian identitas jenazah.

"Rapat rekonsiliasi digelar setiap pagi pukul 09.00 WIB. Pada rapat tersebut diketahui hasil identifikasi sehingga bisa segera diserahkan ke keluarganya masing-masing," kilahnya.

Sebuah pekerjaan rumah yang sangat hebat jika selama proses identifikasi tidak berjalan sesuai rencana dan ditemukan kendala-kendala.

Karena itulah, ia sangat berharap keluarga dan kerabat korban dapat memberikan informasi akurat tentang data diri korban.

"Properti yang digunakan korban terakhir kali sangat membantu, seperti pakaian atau peralatan yang menempel pada tubuh korban," tuturnya.

Perwira menengah dengan tiga melati di pundak tersebut juga mengandalkan barang pribadi yang kerap digunakan korban, seperti sisir, sikat gigi maupun peralatan lainnya.

"Kalau sidik jari masih terbaca maka bukan sebuah pekerjaan sulit karena hanya dalam hitungan menit pasti sudah terbaca," tukas perwira yang juga Kabid Dokkes Polda Jatim tersebut.

Dalam proses identifikasi korban AirAsia berpenumpang 162 orang itu, Tim DVI Polda Jatim tidak sendirian.

Tim Polda Jatim itu didampingi tim dari Mabes Polri dan Polda-Polda lainnya, serta instansi seperti dokter rumah sakit maupun universitas yang memiliki fakultas kedokteran.

Tidak itu saja, Tim DVI dari sejumlah negara sahabat seperti Australia, Korea Selatan, Singapura, Uni Emirat Arab dan Malaysia turut bergabung membantu mengidentifikasi jenazah.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement