REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolri Jenderal Pol.Sutarman mengakui, pihaknya mengalami kesulitan untuk mengungkap kasus pertikaian antara warga dan aparat keamanan di Enarotali, Kabupaten Paniai, 8 Desember 2014 yang menewaskan empat warga sipil.
"Polisi mengalami kesulitan untuk mengungkap kasus tersebut karena para korban yang jasadnya dimakamkan dalam satu liang tidak diijinkan untuk diotopsi," kata Jenderal Pol Sutarman seusai pelantikan dan serah terima jabatan Kapolda Banten dan pelantikan Kapolda Papua Barat di Jakarta, Jumat (9/1).
Dikatakan, kesulitan yang dialami karena penyidik tidak bisa melakukan otopsi sehingga tidak dapat ketahui secara pasti apa yang menyebabkan para korban tewas.
Seandainya saat itu diijinkan maka polisi dapat mengetahui penyebab kematian keempat warga yang tewas saat insiden itu terjadi.
Pertikaian antara warga dengan aparat keamanan di Enarotali, 8 Desember lalu itu berawal dari kasus lalu lintas yang kemudian warga menyerang pos koramil dan polsek yang lokasinya berdekatan.
Akibatnya terdengar bunyi tembakan yang kemudian empat warga ditemukan tewas serta puluhan luka-luka.
Keempat warga yang tewas tertembak itu masing masing Yulian Yeimo, Simon Degei, Alpius Gobay dan Alpius Youw.