Sabtu 10 Jan 2015 02:40 WIB

Teror Prancis Disebut Hollande Serangan Anti Semit

Francois Hollande
Foto: ap
Francois Hollande

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Teror yang melanda Paris, Prancis beberapa hari belakangan berakhir dengan tewasnya dua pelaku penyerangan majalah Charlie Hebdo. saudara Cherif dan Said Kouachi tewas dalam drama baku tembak dan penyanderaan di Porte de Vincennes dan di sebuah gudang di Dammartin-en-goele.

Setelah peristiwa itu berlalu, Presiden Prancis, Francois Hollande meminta masyarakat Prancis bersatu dan tidak takut dengan teror yang disebar sekelompok orang.

Dilansir dari BBC, Hollande mengatakan Prancis mungkin masih akan menghadapi ancaman ke depannya, tetapi ia meminta agar ancaman tersebut tak membuat masyarakat takut.

Dia menyebut, orang-orang bersenjata yang menebar teror di Paris beberapa hari terakhir adalah orang fanatik tetapi tak mewakili agama islam.

"Kita jangan sampai terpecah," katanya Jumat malam waktu setempat (9/1).

Meski begitu, ia menegaskan mengutuk serangan yang terjadi di surat kabar Charlie Hebdo serta penyanderaan yang dibarengi baku tembak.

Ia bahkan menyebut serangan tersebut sebagai tindakan anti-Semit yang mengerikan.

Sebelumnya, setelah dua hari menjadi buronan, persembunyian Kouachi bersaudara ditemukan. Ketika akan dibekuk, mereka melakukan penyanderaan dan kembali menewaskan empat sandera dan empat orang luka berat. Dikabarkan, Kouachi bersaudara tewas dalam baku tembak tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement