REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Pengangkatan badan pesawat Air Asia QZ8501 berkejaran dengan waktu. Ekor pesawat yang sudah ditemukan kondisinya semakin terurug lumpur.
Arus bawah laut yang kencang membuat sedimentasi lumpur dan pasir semakin cepat.
Komandan regu Alfa Indonesian Divers Ebram Harimurti menjelaskan, endapan atau sedimentasi akan terjadi searah dengan arus laut.
"Bila arah arus menuju badan pesawat dari arah kanan, maka sedimentasi juga terjadi di bagian kanan pesawat. Begitu pula sebaliknya. Jadi lama kelamaan bisa terurug," jelasnya.
Untuk itu timnya sudah mempersiapkan diri untuk melakukan penyelaman dengan jarak pandang nol meter. Regu tambahan juga sudah dibekali dengan instruksi singkat dari KNKT tentang lokasi dan bagaimana pengambilan kotak hitam.
Terkait dengan sulitnya medan, Ebram menjelaskan bahwa tim penyelam telah mempersiapkan diri dengan senter bawah laut, dan berbagai peralatan penunjang untuk menembus pekatnya air. Tim juga akan menuju lokasi ekor dan badan pesawat dengan memanfaatkan arus laut. Artinya, mereka akan terjun pada titik beberapa meter sebelum lokasi ekor, dan dengan memanfaatkan arus laut tim akan menuju ke lokasi di dasar laut.
Hari ini, sepuluh penyelam lagi telah tiba di Pangkalan Bun untuk menuju ke KRI Banda Aceh. Total sudah ada 60 penyelam yang siaga untuk melakukan penyelaman.
Hari ini ditargetkan penyelam bisa menuju titik lokasi dugaan adanya pinger sebagai indikasi letak kotak hitam.