REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki ratusan ribu jenis tanaman yang berpotensi dalam pengobatan. Alasan itulah yang membuat pemerintah mendorong riset dan pengembangan obat-obatan herbal, termasuk di universitas-universitas.
"Selama ini kita terus ke Barat, terus menggunakan obat-obatan kimia. Paadahal keanekaragaman tanaman kita sangat tinggi dan belum termanfaatkan," kata Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama.
Pernyataan ini disampaikan Tjandra dalam Seminar "Challenges of Development of Natural Compound as Drug for Infectious and Degenerative Diseases" di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) di Jakarta, Sabtu (10/1).
Ia berpendapat, sudah waktunya Indonesia menggalakkan riset tentang obat-obatan herbal. Sehingga mampu bersanding dengan obat-obatan kimia, karena obat bahan alam yang sudah diuji klinis dan toksisitasnya (fitofarmaka) yang ada di pasaran baru 40 jenis dan yang dalam proses paten baru delapan.
"Kami sedang susun 'roadmap' kemandirian di bidang kesehatan bersama sejumlah perusahaan farmasi nasional. Jadi masyarakat bisa memilih apakah ingin menggunakan obat-obatan kimia atau obat-obatan herbal," katanya.