REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau membangun Masjid Agung baru di daerah Tanjunguncang untuk memenuhi kebutuhan beribadah umat muslim di sekitar kawasan industri galangan kapal itu yang jauh dari pusat kota, lokasi Masjid Agung Batam Centre.
"Masjid Agung ini sengaja dibangun di Tanjunguncang karena di daerah itu belum ada masjid yang besar," kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Batam, Ardiwinata di Batam, belum lama ini.
Di Tanjunguncang, terdapat banyak kawasan industri galangan kapal yang mayoritas pekerjanya adalah lelaki. Sementara belum ada masjid besar di sana. Selama ini pekerja galangan kapal di kawasan itu kesulitan mendapatkan lokasi Shalat Jumat. Karena yang ada hanyalah masjid-masjid di perumahan dan pabrik yang berkapasitas relatif sedikit jamaah.
"Pembangunan Masjid di Tanjunguncang merupakan permintaan ulama di sana," katanya.
Nantinya, Masjid Agung di Tanjunguncang mampu menampung hingga 24.000 orang jamaah, sesuai harapan ulama.
Masjid itu akan dibangun di atas lahan seluas empat hektare dengan desain ala Turki, dengan sentuhan Melayu di menaranya.
"Menaranya setinggi 30 meter, sehingga bisa juga digunakan untuk melihat hilal," ujarnya.
Selain itu, masjid yang diperkirakan menelan biaya Rp100 miliar itu juga terdapat ruang pertemuan dengan kapasitas sekitar 700 orang, sehingga bisa dipergunakan untuk ruang pertemuan. Dengan desain yang menarik, maka diharapkan masjid juga bisa menjadi objek wisata rohani bagi wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Batam.
Saat ini pembangunan Masjid Agung di Tanjunguncang itu masih dalam tahap "detail engineering design" (DED). Dan diharapkan akan mulai dibangun 2016. Pembuatan DED beserta pematangan lahan dianggarkan senilai Rp1 miliar hingga Rp2 miliar. DED akan segera memasuki tahap lelang pada bulan ini.