REPUBLIKA.CO.ID, HAMAS -- Hamas mengutuk serangan yang menewaskan 12 orang terhadap majalah satir di Paris, Prancis, Charlie Hebdo, pada Rabu (7/1) lalu. Menurut Hamas, tidak ada pembenaran untuk membunuh orang tak berdosa.
Kelompok separatis yang mengatasnamakan Islam diyakini menjadi pelakunya. Pihak berwenang yakin serangan dilakukan sebagai respon atas dihinanya Nabi besar Muhammad SAW oleh majalah satir tersebut.
Hamas, dalam pernyataannya mengutuk serangan terhadap majalah Charlie Hebdo dan menekankan pada kenyataan bahwa perbedaan pendapat dan pemikiran tidak bisa membenarkan pembunuhan.
Setelah pembantaian Charlie Hebdo, seorang polisi ditembak dan empat warga Prancis tewas di sebuah supermarket di Perancis, sehingga total kematian minggu ini adalah 17 orang.
"(Hamas) menekankan bahwa posisinya pada peristiwa terbaru di Paris ini sejalan dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Persatuan Ulama Muslim Internasional yang mengutuk serangan terhadap majalah Charlie Hebdo dan bahwa setiap perbedaan pendapat yang ada bukanlah pembenaran untuk membunuh orang tak berdosa."
Dalam pernyataannya, Hamas juga mengatakan bahwa para pemimpin Israel harus diadili atas kejahatan perang.