REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah orangtua murid mengeluhkan langkanya buku kurikulum 2006. Kondisi tersebut membuat orangtua harus bergerilya mencari buku dimaksud.
"Kami sudah mencari ke sana ke mari, untung ada beberapa buku. Entah bisa digunakan atau tidak," ujar Nina, salah seorang orangtua murid di daerah Tebet, Ahad (11/1).
Menurutnya, di beberapa toko buku terkenal buku yang dicarinya tak ada. Kondisi serupa dialami sejumlah orangtua murid lainnya. Buku pelajaran yang dicari yakni matematika, Bahasa Inggeris, PKN dan lainnya.
Kelangkaan buku tersebut menyusul putusan pemerintah untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 dan mengembalikannya ke Kurikulum 2006. Keputusan ini berlaku pada semester genap tahun 2014/2015.
Namun keputusan yang dibuat secara tepat ini ternyata tidak diikuti dengan kesiapan buku-buku Kurikulum 2006 yang mulai ditinggalkan sejak penetapan Kurikulum 2013. Hal ini juga diakui oleh salah satu pemilik toko buku di Jakarta, TB Wahyu, Iwan Wahyu, yang menyebutkan adanya kelangkaan buku Kurikulum 2006. Kelangkaan terutama terjadi untuk buku ajaran BSE yang mulai diterbitkan tahun 2008.
“Kalau cari buku BSE memang agak susah. Soalnya penerbit gak mau cetak lagi. Karena sekarang lagi masa transisi, mereka tidak tahu sampai kapan (Kurikulum 2006 ditetapkan), jadi takutnya kalau tahun ini diterbitkan tahun depan gak dipakai lagi nggak abis lagi,” katanya.
Meski begitu, Wahyu mengatakan, pihaknya tetap akan menyediakan buku Kurikulum 2006 jika ada permintaan dari sekolah dan orang tua murid. Wahyu mengakui permintaan terhadap buku Kurikulum 2006 di TB Wahyu menurun drastis sejak awal semester tahun 2014/2015. Hingga terjadi penumpukan.
“Tahun ajaran baru kemarin ada penumpukan jelas. Karena tahun kemaren saya sisain tapi ternyata gak dipakai. Lumayan banyak terbuang,” katanya.