REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR -- Untuk pertama kalinya, siswa dan guru di Peshawar, Pakistan kembali ke sekolah pascatragedi pembantaian oleh Taliban yang menewaskan 140 civitas sekolah, Senin (12/1). Mereka akan mengadakan upacara mengenang para korban.
Sekolah di seluruh negeri kembali dibuka setelah libur diperpanjang karena kekhawatiran serangan selanjutnya. Berdasarkan media Pakistan yang dikutip BBC, pemerintah meminta setiap institusi lebih melindungi siswanya.
Pemerintah juga melakukan pengawasan pada ratusan sekolah sejak 16 Desember lalu. Pasalnya, para orang tua meminta jaminan dari pemerintah bahwa anak mereka aman ketika melakukan proses belajar.
Sebelumnya, libur dijadwalkan selama 15 hari dari 16 Desember. Namun, libur diperpanjang seminggu untuk meninjau kembali keamanan dari semua institusi. Sekolah-sekolah diminta memasang CCTV tersembunyi di area vital seperti gerbang utama, lorong kelas dan lainnya.
Sekolah juga diminta mempekerjakan petugas keamanan yang dilengkapi pendeteksi metal. Meski demikian, hal tersebut disesuaikan dengan tingkat ekonomi para orang tua yang ikut membayar jaminan keamanan.
''Dibalik pengumuman pemerintah, pihak berwenang sekolah bertanggung jawab atas keamanan sekolah. Silahkan disesuaikan dengan kemampuan, sehingga mereka tidak menyalahkan siapa-siapa jika terjadi serangan teroris,'' kata pejabat direktoral pendidikan federal, dikutip The National.