Senin 12 Jan 2015 15:56 WIB

Basarnas: Tujuh Kapal Asing Masih Ikut Cari Jenazah Air Asia Lainnya

  Sejumlah personel TNI AL menunjukkan paket alat keselamatan milik AirAsia QZ8501 temuan kapal MV Swift Rescue Singapura di gladak KRI Ahmad Yani-351, Semarang, Jateng, Senin (12/1). (Antara/Joko Sulistyo)
Sejumlah personel TNI AL menunjukkan paket alat keselamatan milik AirAsia QZ8501 temuan kapal MV Swift Rescue Singapura di gladak KRI Ahmad Yani-351, Semarang, Jateng, Senin (12/1). (Antara/Joko Sulistyo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Badan SAR Nasional (Basarnas) mengonfirmasi bahwa terdapat total tujuh kapal bantuan asing yang masih berpartisipasi dalam operasi pencarian korban pesawat Air Asia QZ8501.

"Beberapa kekuatan asing kita kurangi secara bertahap, namun masih ada beberapa kapal yang akan membantu di mission area (daerah pencarian korban)," ujar Kepala Basarnas F Henry Bambang Soelistyo di kantor Pusat Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Senin.

Hingga hari pencarian ke-16, sebanyak tujuh kapal asing, yaitu dua kapal dari Malaysia, dua kapal Amerika Serikat, dua kapal Singapura yang masih tersisa dan satu buah kapal dari Cina yang baru dua hari berada di Indonesia, membantu operasi di area-area pencarian pesawat.

Kapal-kapal asing tersebut, menurut Soelistyo, telah disebar ke masing-masing sektor lintasan satu hingga empat, serta daerah prioritas tambahan dua untuk sebanyak-banyaknya menemukan korban pesawat yang diduga masih berada di dalam perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

"Bantuan asing maupun sejumlah kapal dalam negeri yang kita kerahkan tersebut telah diisi oleh beberapa penyelam yang nantinya juga berusaha mendeteksi objek-objek pesawat yang ditemukan di dalam laut," kata pria berpangkat Marsekal Madya TNI ini.

Sebelumnya, Basarnas telah melakukan pengurangan bantuan asing sejak Jumat (9/1), yakni kapal bantuan Pemerintah Jepang, yaitu JS Ohnami dan JS Takanami yang berada di bawah komando Divisi Keenam Pasukan Bela Diri Laut Jepang (JMSDF) dikembalikan.

Selain itu, kapal Rusia serta para penyelamnya dan sebuah kapal Singapura, dikatakan Soelistyo, sudah mulai meninggalkan kegiatan evakuasi korban dan puing Pesawat AirAsia sejak beberapa hari lalu. Selanjutnya, bantuan pesawat dari Pemeritah Korea Selatan mulai Senin (12/1) juga tidak lagi berpatroli membantu Tim SAR gabungan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement