REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menyurati PT Jakarta Monorail (JM) untuk meminta kejelasan pembangunan proyek moda transportasi massal monorel yang sudah lama mangkrak.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, surat tersebut dikirimkan karena proyek pembangunan monorel belum menunjukan progres apapun sejak di groundbreaking pada 16 Oktober 2013.
"Minggu ini kita akan kirimkan surat, maunya apa gitu," ucapnya di Balaikota DKI Jakarta, Senin (12/1).
Ahok melanjutkan, pihaknya akan segera mempelajari kontrak kerja yang sudah disepakati sejak awal. Sebab ia tidak mau salah langkah bila menghentikan pengerjaan monorel yang lama tertunda. Apalagi, kata Ahok, PT JM akan menggugat Pemprov DKI bila menghentikan proyek monorel dan mengganti dengan mencari pengembang lainnya.
"Makanya kita lagi pelajari. Kita tidak mau bertahun-tahun diancam digugat," katanya.
Ahok mengatakan Pemprov harus mengambil keputusan agar monorel satu saat bisa menjadi angkutan massal. Menurutnya kalau PT JM serius, seharusnya pembangun monorail di Jakarta sudah selesai, karena pemerintah pusat sudah membantu pengerjaan monorail dengan memberikan beberapa fasilitas.
"Kita mesti selesaikan setelah bertahun-tahun dia bangun kagak, kerjain kagak ada, mau mintanya properti terus. Kita mau setop, dia ancam mau digugat, kan lucu. Ini barang punya siapa," katanya.
"Kalau kamu punya duit kenapa enggak dibangun dari kemarin-kemarin, sudah dijamin Pak JK dan Bu Sri Mulyani sudah ditanggung semua uang, ditanggung properti, ditanggung tiket tapi gak jalan juga," jelasnya.
Menurut Ahok, kenapa pihaknya berencana memutuskan kontrak kerja dengan pihak JM, karena PT JM tidak memenuhi tiga persyaratan yang telah ditentukan. Ketiga syarat tersebut pertama jaminan bank sebesar 30 persen dari nilai pembangunan, pemindahan depo di Tanah Abang dan Setiabudi.
Seperti diketahui, Monorel di Jakarta terbagi dalam dua jalur. Rute jalur hijau (green line) yakni Semanggi-Casablanca-Kuningan- Semanggi dan jalur biru (blue line) meliputi Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy.
Namun, pembangunan proyek ini tersendat-sendat. Harapan sempat muncul saat seremoni pemasangan batu pertama di Tugu 66, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Oktober 2013.