REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tim Sembilan bentukan Kemenpora yang salah satu tugasnya mengawasi kinerja PSSI akan mengundang pihak Intelkam Polri dan Imigrasi terkait izin pertandingan dan pemain asing.
"Besok kami akan menggelar rapat ketiga. Kami mengundang pihak Intelkam Polri, Imigrasi dan PPATK. Kami akan menjadi pendengar di sini," kata anggota Tim Sembilan, Gatot Dewa Broto di sela penandatangan Pakta Integritas Bentuk Komitmen Kemenpora Menuju Good Governance Membangun Indonesia Hebat di Jakarta, Senin (12/1).
Menurut dia, saat bertemu dengan Intelkam Polri, pihaknya akan mendengar penjelasan terkait dengan proses perizinan pertandingan. Selama ini banyak terdengar pertandingan batal digelar karena belum mendapatkan izin.
"Sebagai contoh bagaimana sebelum pertandingan itu tidak mendapatkan izin. Kami ingin tahu bagaimana prosesnya," katanya menambahkan.
Untuk pembicaraan dengan Imigrasi, kata dia, pihaknya ingin mengetahui kepatuhan pemain asing dalam mengurus sistem keimigrasian termasuk proses bagaimana sang agen pemain mengurus administrasinya.
"Kami ingin melindungi klub. Jangan sampai mereka dirugikan terutama dari sektor keimigrasian. Untuk PPATK kami ingin mengetahui seluk beluk perputaran uang," kata pria yang juga Deputi V Kemenpora Bidang Harmonisasi itu.
Sebelumnya, Tim Sembilan yang dikoordinatori oleh Oegroseno itu telah melakukan audiensi dengan beberapa pihak mulai dari KONI, KOI, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) serta Komite Informasi Publik (KIP).
Selain itu, pihaknya juga akan terus melakukan koordinasi dengan pihaknya yang mengetahui dengan persepakbolaan nasional. Hanya, Tim Sembilan akan lebih selektif dalam menentukan pihak yang akan melakukan audiensi.
"Kalau diizinkan PSSI, kami juga akan menerima pihak Asosiasi Provinsi PSSI," kata Gatot menegaskan.
Terkait dengan penggantian satu personel Tim Sembilan yaitu Budiarto Shambazy, pihaknya menegaskan saat ini masih dalam proses. Penggantinya dipastikan bukan dari media.