Senin 12 Jan 2015 17:08 WIB

Asrama Putri Pesantren Nuu War Terbakar

Asrama Putri Pesantren Nuu Waar
Foto: Dok. Pesantren Nuu Waar
Asrama Putri Pesantren Nuu Waar

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Salah satu ruang asrama putri Pesantren Nuu Waar, Setu, Kab Bekasi mengalami musibah kebakaran, Ahad (4/1) malam. Syukur alhamdulillah, tak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Hanya saja sekitar 12 buah tempat tidur tingkat, 24 kasur, pakaian-pakaian, serta beberapa ijazah hangus dilahap si jago merah. Kaca asrama dan plafon ruangan yang berada di lantai dua asrama ikut terbakar.

Kejadian bermula saat malam beberapa saat lagi berganti hari. Beberapa santri putri dewasa sedang sibuk memasak untuk persiapan makan sahur puasa Sunnah di hari Senin. Sementara tiga orang santri putra yang malam itu bertugas berjaga tengah mengambil air di dapur. Tiba-tiba, Saleh Bauw, salah satunya melihat ada kobaran air dari arah lantai 2 asrama putri. Dalam sekejap, Saleh mengajak dua orang lainnya, Amdi Lutfi dan Tofir Baraweri untuk menuju titik api.

Hal ini dituturkan Jusman Nortonggo, salah seorang pembina santri Pesantren Nuu Waar. Ia menuturkan, Saleh pun berteriak –teriak ada kebakaran yang membangunkan seluruh santri. Sementara, Amdi melesat menuju kotak panel listrik untuk mematikan aliran listrik. “Saat itu, di lantai ada santri putri usia sekolah dasar yang masih terlelap tidur,” tutur Jusman. Tapi, anehnya dalam kondisi begitu mereka tidak sadar jika sudah ada api yang terus membesar.

Saleh pun merangsek masuk ke dalam santri putri. Teriakannya mampu membangunkan seluruh santri yang berada di lantai dasar. Namun, lampu yang telah padam, membuat para santri putri sempat panik. “Alhamdulillah, ketiga orang penjaga tadi bisa mengamankan terlebih dahulu para santri putri,” tutur Jusman.

Setelah dipastikan santri putri dalam kondisi aman. Santri-santri putra yang sudah terbangun, kata Jusman, berusaha untuk memadamkan api yang kian membesar. “Ketika itu api sudah mulai membakar kasur dan buku-buku. Tapi kita mencoba agar api tidak terus membesar membakar ruang sisi kiri,” papar Jusman.

Akibat aliran listrik dimatikan, mesin air pun tidak berfungsi. Untuk mendapatkan air yang banyak, kata Jusman, beberapa santri memanjat penampungan air yang berada di atas gedung asrama.  “Seluruh santri putra bahu membahu memadamkan api dengan air yang diambil langsung dari penampungan air,” cerita Jusman.

Alhamdulillah, dalam waktu setengah jam api berhasil dipadamkan. Seluruh isi dalam ruangan sisi kanan asrama putri Pesantren Nuu Waar itu habis dilalap sang jago merah. Termasuk di dalamnya, buku-buku pelajaran, al-Qur’an, pakaian gamis, mukena, juga ijazah. “Allah telah menguji kami para santri. Apalagi Ustadz (Ustadz Fadzlan Garamatan-red) sedang dakwah di Nuu Waar. Semoga Allah SWT menggantikan semua yang terbakar dengan yang terbaik,” harap Jusman.

Malam yang menjelang diri hari itu, santri putri yang berjumlah 60 orang itu seluruhnya tidur di kamar yang berada di lantai dasar. Hingga, waktu sahur menjelang, mereka kembali bangun untuk menyantap sahur yang sudah terhidang.

sumber : afkn-nuuwaar.com
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement