Senin 12 Jan 2015 18:04 WIB

OIC: Islamofobia di Eropa Meningkat

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Esthi Maharani
Organisasi Kerjasama Islam.
Foto: Wikimedia
Organisasi Kerjasama Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Insiden kebencian yang menargetkan Muslim di Eropa meningkat bulan lalu.

Observatorium Islamofobia Organisasi Kerjasama Islam (OIC) mencatat insiden di Perancis, Swedia dan Jerman tinggi secara statistik dan menyebabkan kekhawatiran serius karena menyebabkan kematian.

"Di Inggris jumlah perempuan Muslim yang dilaporkan mengalami kejahatan karena sentimen agama meningkat 10 persen. Penghinaan dan ancaman terhadap Muslim secara umum baik dua kali lipat, terutama melalui media sosial," ujar OIC dalam pernyataan yang dirilis di Jeddah, dilansir dari //Bernama//, Ahad (11/1).

Di Swedia, lima Muslim terluka dalam pembakaran yang menyasar masjid di kota Eskilstuna. Muslim di austria juga menerima perlakuan antiIslam, seperti penghinaan terhadap ulama, masjid atau sekolah diteror dengan kepala babi, vandalisme di masjid dan sejumlah serangan terhadap perempuan berjilbab.

Di Belanda masjid terus menjadi sasaran vandalisme. Di Jerman terdapat gerakan antiIslam. Namun, di AS Islamofobia menurun dibandingkan dua bulan lalu.

Observatorium Islamofobia  menggarisbawahi negara lain, seperti Rusia, India dan Afrika Selatan cenderung menunjukkan perilaku yang ramah terhadap Islam dan Muslim secara umum.

"Ada pula kecenderungan yang melegakan di sejumlah negaara barat karena burqa dan hijab mulai menjadi bagian dari pakaian perempuan," kata OIC.

Organisasi tersebut mengatakan bulan lalu merupakan bulan yang sulit bagi Muslim, terutama mereka yang hidup sebagai minoritas. Insiden yang memicu sentimen antiMuslim, misalnya penyanderaan di Lindt Cafe, Sydney, serangan Taliban di sekolah milik militer di Peshawar dan penculikan 142 perempuan dan anak-anak oleh Boko Haram.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement