REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mudakir mengklaim kuota elpiji ukuran 3 kg cukup untuk tahun ini. Sebab menurutnya kuota yang tersedia lebih banyak ketimbang tahun lalu.
"Jika melihat kuota elpiji 3 kg secara nasional tahun ini sangat cukup karena ditetapkan pada level 5,77 juta MT (Metrik Ton, 1 MT=1000 kg) atau sekitar 800 ribu MT lebih tinggi dari realisasi tahun lalu," kata Ali kepada //ROL//, Senin (12/1).
Ia juga mengklaim tidak menemukan masalah berarti dari meningkatnya jumlah permintaan pemakaian gas melon. "Kami telah pantau ke berbagai daerah, secara umum, kondisinya semua region yang mendistribusikan LPG 3 kg kondusif," ujarnya.
Gas melon di berbagai daerah dilaporkan mulai sulit dicari. Selain itu, di beberapa daerah, harga elpiji 3 kg melambung dari harga seharusnya. Di Yogyakarta misalnya, harga gas melon Rp 21 ribu per tabung untuk harga eceran.
Langkanya stok elpiji 3 kg juga dirasakan warga Bandar Lampung. Kosongnya pasokan gas melon membuat warga langsung menyerbu para penjual LPG 3 kg dan membuat harga di tingkat pengecer mencapai Rp 20 ribu per tabung.
Kekosongan stok tersebut memunculkan kekhawatiran kurangnya stok LPG 3 kg di berbagai daerah. Terlebih, banyaknya pengguna LPG 12 kg yang beralih menggunakan LPG 3 kg.
Hal tersebut menyusul kebijakan Pertamina untuk menaikkan harga LPG 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg. Harga baru tersebut mulai berlaku 1 Januari 2015 dari Rp 114.900 per tabung menjadi Rp 134.700 per tabung.