REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pertimbangan Basarnas untuk menutup operasi gabungan evakuasi korban Air Asia 8501 ditentang keluarga korban. Leony, salah satu keluarga korban dengan tegas menolak penutupan operasi evakuasi.
"Kita enggak setuju kalau mau dihentikan, kita keluarga korban tiap hari ke sini. Masak mau dihentikan," kata Leony di Crisis Center Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Selasa (13/1).
Leony meminta agar Basarnas tetap berusaha menemukan empat anggota keluarganya yang ikut dalam pesawat QZ 8501 itu. Leony kehilangan anak, menantu dan dua cucunya.
Hingga saat ini belum ada satu pun anggota keluarga Leony yang ditemukan. Ia berharap anggota keluarganya ditemukan, walaupun hanya satu orang. "Kalau ada yang sudah diketemukan kita agak lega, ini sama sekali belum," ujar Leony getir.
Sebelumnya, Kepala Basarnas Marsdya FH Bambang Soelistyo mengatakan, penutupan operasi gabungan sedang dipertimbangkan oleh Basarnas. Penutupan itu dilakukan dengan berbagai pertimbangan antara efektifitas, efisiensi dan harapan dari keluarga korban. "Pada saatnya kita harus memastikan kapan operasi ini ditutup, ini tidak mudah bagi saya," katanya.
Namun Leony tetap tidak mau operasi ini ditutup. "Kita enggak mau dihentikan," katanya. Ia berharap keluarganya bisa diketemukan dalam keadaan apa pun. "Biar pun sampai satu bulan kita masih berharap."
Empat anggota keluarga Leony yang ikut dalam pesawat Surabaya-Singapura itu adalah Mulyohadi, Lia Sari, Angeline, dan Adrian Fernando.