Selasa 13 Jan 2015 18:37 WIB

BG Tersangka, Pengamat: Analisis Informasi di Sekitar Presiden Mandul

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Koordinator Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin
Foto: bawaslu.go.id
Koordinator Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo diminta segera membatalkan pencalonan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Budi Gunawan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK menduga ada transaksi tidak wajar yang dilakukan Budi Gunawan.

“Harus ada proses seleksi ulang untuk pengisian calon Kapolri,” kata pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, melalui rilis kepada media, Selasa (13/1).

Dalam proses seleksi ulang itu, kata Said, sebaiknya Kompolnas tidak lagi dibiarkan bekerja sendirian. Lembaga tersebut harus bekerja lebih transparan agar bisa dimonitor secara ketat oleh publik.

Said menilai penetapan status tersangka terhadap calon Kapolri Budi Gunawan oleh KPK menunjukan lemahnya sistem pengelolaan dan analisis informasi di lingkungan Presiden. Presiden seharusnya memperoleh informasi dan analisis yang lengkap dan valid tentang berbagai hal yang akan digunakannya untuk mengambil suatu keputusan.

Namun, dia melihat para pembantu dan bawahan Presiden yang bertanggung jawab untuk menyuplai informasi seputar track record calon Kapolri dan menganalisa kemungkinan apabila Budi Gunawan diangkat menjadi Kapolri, tidak bekerja tidak baik.

“Sistem pengelolaan dan analisis informasi di lingkungan presiden mandul,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement