Rabu 14 Jan 2015 21:08 WIB

Indonesia Kurangi Izin Impor, Peternak Sapi Australia Kecewa

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kalangan eksportir ternak sapi Australia mengaku kaget dan kecewa atas jumlah izin impor sapi yang dirilis pemerintah Indonesia untuk kuartal pertama tahun 2015. Betapa tidak, jumlah sapi yang diimpor Indonesia yang hanya berkisar 100 ribu ekor.

Para eksportir ternak Australia telah lama menunggu terbitnya izin impor dari pemerintah Indonesia untuk periode tiga bulan pertama tahun 2015 ini. Jumlah izin impor 100 ribu ekor ini jauh di bawah jumlah kuartal sebelumnya dan cukup mengejutkan bagi kalangan eksportir.

"Tidak seperti yang kami harapkan," kata Ashley James, dari Frontier International. Ia mengatakan, kalangan eksportir berharap jumlah yang lebih banyak lagi.

"Sebelumnya kami perkirakan Indonesia akan mengeluarkan izin impor 150 hingga 160 ribu ekor. Dasarnya adalah adanya permintaan yang terus meningkat tahun lalu," kata James baru-baru ini.

Namun ia memperkirakan, pemerintahan baru di Indonesia mungkin memiliki pandangan berbeda. "Indonesia hanya mengizinkan 100 ribu ekor untuk kuartal pertama, jadi kami pun harus menerima kenyataan itu," ujar James.

Tingginya permintaan sapi Australia di Indonesia akhir tahun lalu membuat sejumlah eksportir Australia telah menyimpan stok sapi untuk antisipasi pengiriman ke Indonesia awal tahun ini pada tingkatan harga 2,70 dolar per kilo (sekitar Rp 30 ribu/kilo).

Menurut James, harga tersebut mungkin merupakan harga tertinggi di pasaran. "Makanya kami tidak akan membeli stok sapi untuk sementara ini. Saya bicara dengan eksportir lainnya dan tampaknya semua menahan diri untuk sementara," katanya.

"Saya tidak bisa memastikan harga pembelian saat ini, tapi pasti bukan 2,7 dolar per kilo," jelasnya lagi.

James mengatakan, Indonesia masih merupakan pasar terbesar bagi sapi pedaging dari Australia. "Saya tidak yakin Indonesia akan mengimpor 700 ribu ekor sapi tahun ini," kata James. "Mungkin akan berkisar pada 400 ribu ekor saja."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement