Rabu 14 Jan 2015 15:25 WIB

Tanaman Cabai di Sleman Mulai Diserang Penyakit

Rep: C67/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petani Cabai (ilustrasi)
Foto: informasi-budidaya.blogspot.com
Petani Cabai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN—Petani cabai di Sleman mengeluhkan tanamannya terkenak penyakit. Penyakit tersebut mengakibatkan daun menjadi menguning. Petani sendiri mengaku tidak mengetahui obat yang ampuh untuk mengatasi penyakit tersebut.

“Kalau sudah kenak penyakit kayak gini petani mengeluh,” ujar Pardiono kepada Republika di sela-sela merawat tanamannya di Gondoarum, Wonokerto, Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (14/1).

Ia mengatakan, penyakit yang menyerang daun cabai menyebabkan, buah cabai sendiri tidak bisa berkembang besar. Menurutnya, cabai menjadi berkerut karena penyakit tersebut. Karena itu, dalam mengatasi penyakit yang menyerang tanamannya, ia langsung memotong bagian daun yang terserang.

Kendati demikian, kata Pardiono, serangan penyakit yang hampir menyerang seluruh tanaman cabai petani mendapatkan keuntungan. Disaat situasi seperti ini, lanjut Pardiono, biasanya harga cabai meningkat tajam.

Selain itu, tingginya harga cabai juga dipengaruhi karena terjadi gagal panen ditingkat petani. Ia mencontohkan, saat ini harga cabai menembus Rp 50 ribu ditingkat petani. “Kalau sekarang lumayan harganya, tapi kan gak tentu bisa berubah-ubah,” katanya.

Kondisi tersebut juga diakui oleh Purwadi, petani cabai lainnya di Gondoarum, Wonokerto, Turi, Sleman. Penyakit juga menyerang daun cabai miliknya. Saat ini yang dilakukan Purwadi dalam mengatasi penyakit tersebut dengan memotong daun. Sebab, obat dari toko tidak mempan mengataasinya.

Meski demikian, ia bersyukur harga cabai saat ini cukup tinggi. Ia menjelaskan, keuntungan cukup besar diperoleh petani biasanya terjadi saat musim gagal panen atau banyak penyakit yang menyerang tanamannya.

Mengenai masa panen tanaman cabai, Purwadi menjelaskan,ketika tanaman masuk usia sekitar 100 hari. Menurut Purwadi, saat panen satu kali petik bisa mencapai 1 kwintal meskipun juga tidak menentu. “Saya bisa sampai 12 kali petik, setelah itu nanam lagi,” katanya, Rabu (14/1).

Ia menambahkan, dalam satu kali petik jika diuangkan mampu memperoleh sebesar Rp 1 juta. Ketika ditanya mengenai kendala yang dihadapi selama ini, menurut Purwadi, membutuhkan sokongan modal. Dengan sokongan modal bisa lebih mengembangkan tanaman cabai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement