Rabu 14 Jan 2015 23:32 WIB

Pengamat: Impor Minyak Besar-besaran Terkendala Storage

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usulan Dewan Energi Nasional (DEN) untuk mengimpor minyak sebanyak-banyaknya saat harga minyak turun mendapat sambutan positif. Namun, Indonesia masih memiliki kendala keterbatasan storage atau fasilitas penyimpanan minya.

Pengamat energi, Marwan Batubara, menilai pemerintah harus memanfaatkan momentum turunnya harga minyak dunia (crude oil) salah satunya dengan membangun cadangan penyangga.

"Mumpung harga murah ya beli banyak-banyak ga masalah, cuma kalau tidak punya storage bermasalah," kata Marwan saat dihubungi Republika, Rabu (14/1).

Menurutnya, jika ingin membeli minyak, harus ditentukan dulu storage-nya dimana. Sebab, Indonesia belum punya storage untuk menaruh crude oil yang akan dibeli. Saat ini, yang dimiliki pemerintah hanya kilang sebagai cadangan operasional Pertamina untuk kapasitas 22 hari.

"Kan ada batasnya, beli banyak itu sebanyak kapasitas kilang yang ada, harus disesuaikan secara kilang kita," imbuhnya.

Dia menilai bisa saja pemerintah pesen crude oil ke penjual tapi sementara minyaknya disimpan di tempat penjual. Asalkan, penjual minyak tersebut mau bekerja sama.

Sementara, jika DEN melakukan inventarisasi storage, menurutnya, hasilnya tidak akan signifikan. Namun, untuk membangun storage butuh waktu dan dana yang tidak sedikit, selain diperlukan pembebasan lahan. Dana tersebut juga harus dialokasikan dari APBN, sebab tidak mungkin dialokasikan dari Pertamina.

Meski demikian, Marwan menilai dengan turunnya minyak dunia, semua dana jangan dipakai untuk mengimpor minyak sebanyak-banyaknya melainkan sebagian dana bisa dialokasikan untuk pembangunan storage.

"Yang mendesak ini jadi pelajaran kita sangat penting untuk membangun tempat penyimpanan penyangga untuk bertahan tiga bulan. Tapi cadangan penyangga itu memang kita belum punya harus bangun," terangnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement