REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Ulama Muslim Iran menilai penerbitan ulang majalah satir Prancis, Charlie Hebdo yang kembali menampilkan kartun Nabi Muhammad sebagai tindakan menyatakan perang kepada seluruh umat Muslim di dunia.
Muslim Iran geram dengan sikap majalah satir Charlie Hebdo yang kembali menampilkan kartun Nabi Muhammad di halaman depan mereka. Para ulama Muslim Timur Tengah pun mengutuk majalah tersebut karena dinilai sudah melakukan penistaan agama terhadap Islam.
"Penerbitan gambar satir baru Nabi Muhammad sama halnya menyatakan perang terhadap semua Muslim," kata Ayatollah Nasser Makarem Shirazi, salah satu ulama Iran seperti dikutip Reuters, Kamis (15/1).
Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam Arab Saudi Iyad Madani Ameen juga menilai pemuatan kartun dalam majalah tersebut merupakan suatu tindakan penghinaan kepada umat Islam.
Namun, para ulama Muslim Timur Tengah meminta para Muslim di seluruh dunia untuk tetap tenang. "Kartun seperti itu menjadi bahan bakar kebencian, tapi kita sebagai umat Muslim harus tetap tenang," kata Grand Mufti Yerusalem, Mohammed Hussein
Majalah satir di Paris itu terbit kembali pada Rabu (14/1) lalu. Mereka kembali menampilkan kartun Nabi Muhammad sedang menangis dengan membawa tanda bertuliskan 'Saya Charlie'.