Jumat 16 Jan 2015 07:00 WIB

Kecaman Edisi Terbaru Charlie Hebdo Terus Meluas

Rep: c84/ Red: Bilal Ramadhan
Redaksi Majalah Charlie Hebdo
Foto: AFP
Redaksi Majalah Charlie Hebdo

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-- Cendekiawan Muslim di Timur Tengah yang mengecam serangan terhadap Charlie Hebdo pada pekan lalu mengkritik langkah majalah satir tersebut yang kembali menerbitkan edisi terbarunya dengan menampilkan kartun Nabi Muhammad SAW.

Banyak yang mengatakan keputusannya untuk mencetak lebih banyak kartun adalah provokasi yang tidak perlu dan hanya akan menciptakan reaksi yang baru. Di Iran, seorang ulama konservatif terkemuka, Ayatollah Nasser Makarem Shirazi-, mengatakan penerbitan kartun baru sama dengan menyatakan perang terhadap seluruh umat Islam di dunia.

Melihat besarnya protes terhadap Charlie Hebdo di Timur Tengah, Samir Mahmoud, seorang insinyur pensiunan di Kairo mengatakan sudah waktunya membalas tindakan provokatif Charlie Hebdo.

"Kartun-kartun mereka tidak akan mempengaruhi kami. Kita sebagai umat Islam  lebih besar dan lebih kuat. Kita tidak harus memperhatikan, dan jika kita bereaksi kita harus bereaksi dengan kata demi kata dan kartun-kartun, " ujarnya, dikutip dari Arab News, Kamis (15/1).

Emad Awad, seorang penganut agama Kristen di Kairo, mengatakan ia memahami kemarahan yang dialami tetangga yang beragama Islam, namun ia berharap tidak akan ada lagi kerusuhan. "Saya menolak sepenuhnya bahwa gambar nabi dipublikasikan di mana saja, tapi mereka telah membuat keputusan untuk melakukannya lagi, untuk menunjukkan kebebasan mereka tidak berubah," katanya.

Kelompok Muslim terkemuka di India, Jamaat-e-Islami Hind (JIH) sangat mengutuk tindakan Charlie Hebdo tersebut.

"Bahkan sebelum pemerintah Perancis menyimpulkan penyelidikan atas serangan pada pekan lalu, majalah itu kembali menerbitkan kartun kontroversial hanya untuk menyakiti hati umat Islam dunia," kata Nusrat Ali, sekretaris JIH.

Dia mengatakan keputusan Charlie Hebdo itu sangat tidak bertanggung jawab dan nakal serta sengaja  ditujukan untuk menyebarkan kebencian terhadap Islam dan Muslim di Eropa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement