Kamis 15 Jan 2015 20:31 WIB

Wagud DKI: Tambahan Modal untuk BUMD tak Terkait Kinerja

Rep: C97/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) berjabat tangan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Djarot Saiful Hidayat.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) berjabat tangan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Djarot Saiful Hidayat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menjelaskan bahwa BUMD yang tidak mendapatkan tambahan modal bukan dikarenakan kinerjanya buruk.

Ia menepis pernyataan Badan Usaha Milik Daerah tidak mendapatkan modal karena kinerjanya kurang baik. Menurutnya banyak aspek yang harus dievaluasi terkait kinerja BUMD.

"Evaluasinya kan bukan hanya tentang modal. Macam-macam. Mereka kan punya modal sendir," kata Djarot, Kamis (15/1).

Ia sendiri tidak menjelaskan alasan mengapa hanya ada tiga BUMD yang mendapat tambahan modal. Sebelumnya Wagub menyatakan bahwa penyertaan modal BUMD perlu dievaluasi.

Djarot tidak ingin memperlakukan BUMD berkinerja buruk dengan spesial. Dalam Rancangan APBD 2015, hanya tiga BUMD yang akan mendapatkan penyertaan modal. Ketiganya adalah PT MRT Jakarta sebesar Rp 4,6 triliun, BUMD Transjakarta sebesar Rp 500 miliar, dan Bank DKI sebesar Rp 500 miliar.

Padahal ada 14 BUMD yang mengajukan PMP pada tahun ini. Adapun perusahaan yang mengajukan penyertaan modal yaitu PT Jakarta Propertindo, PD Pengelolaan Air Limbah (PAL) Jaya, PD Pasar Jaya, PT Jakarta Tourisindo, PT Pembangunan Jaya Ancol, PT Penjamin Kredit Daerah.

Selaint itu PD Dharma Jaya, PT Food Station Tjipinang, PT Pembangunan Sarana Jaya, PT Kawasan Berikat Nusantara, dan PT Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement