REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau sering disapa Ahok meminta pemberlakuan tiket elektronik (e-ticketing) di seluruh koridor harus rampung bulan depan. PT Transjakarta berjanji bakal memenuhi permintaan Ahok.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Transjakarta Sri Kuncoro mengatakan, hanya dua koridor yang belum memberlakukan tiket elektronik, yaitu koridor IV dan VI. "Diterapkan bulan ini," kata dia, di Jakarta, Kamis (15/1).
Kuncoro menjelaskan, implementasi tiket elektronik merupakan satu dari beberapa langkah PT Transjakarta dalam melakukan perbaikan layanan. Sebab, menurut dia, e-ticketing diberlakukan untuk mempermudah pelanggan.
Tahun ini, Kuncoro menyatakan, PT Transjakarta juga akan mengadakan kembali tiket satu perjalanan (single trip). "Harus tahun ini agar tidak memberatkan penumpang," kata dia.
Kuncoro mengatakan, penumpang seharusnya hanya mengeluarkan uang untuk membayar tiket, bukan produknya. Dengan penerapan tiket satu kali perjalanan ini, dia berharap, tidak perlu ada penumpang yang urung naik bus Transjakarta karena enggan membayar Rp 40 ribu. "Transportasi umum merupakan milik masyarakat sehingga harus ada kemudahan pembayaran," kata dia.
Tiket elektronik Bus Transjakarta menggunakan uang elektronik (e-money) yang dikeluarkan beberapa bank. Penumpang harus membayar Rp 40 ribu untuk mendapatkan tiket tersebut.
Jumlah uang tersebut terdiri dari biaya produksi kartu Rp 20 ribu dan saldo Rp 20 ribu. Tiket elektronik itu memang dapat digunakan berkali-kali, selama tidak mengalami kesulitan.
Namun, beberapa penumpang mengeluhkan kebijakan ini. Terutama para penumpang yang membawa uang pas atau hanya perlu melakukan satu kali perjalanan.