Jumat 16 Jan 2015 05:00 WIB

Industri Petrokimia Butuh Investasi 18 Miliar Dolar AS

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petrokimia sebagai bahan dasar industri plastik
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Petrokimia sebagai bahan dasar industri plastik

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Hingga 2015, industri substitusi impor sector petrokimia membutuhkan total investasi senilai 18 miliar dolar AS. Investasi tersebut dibutuhkan untuk membangun industri petrokimia nasional yang terintegrasi dari hulu ke hilir melalui peningkatan kapasitas kilang minyak (refinery), olefin dan aromatik.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, mengatakan berdasarkan data Kemenperin, pada 2015,  Indonesia ditargetkan memiliki tiga kilang minyak baru. Kilang minyak tersebut masing-masing berkapasitas 300 ribu barel per hari yang terintegrasi dengan new olefin centre berkapasitas 1 juta ton per tahun dan new aromatic centre berkapasitas 500 ribu ton per tahun.

“Penghambat pembangunan kilang minyak untuk industri petrokimia adalah keterbatasan lahan dan infrastruktur, untuk itu diperlukan bantuan pemerintah daerah dalam penyediaan lahan,” kata Franky kepada wartawan di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (13/1).

Franky menjelaskan beberapa hambatan yang dihadapi industri petrokimia di Indonesia, yakni bahan baku yang masih harus diimpor dengan harga tinggi. Belum adanya integrasi menyeluruh antara industri hulu, hilir dan produk jadi.

Selain minimnya SDM yang terampil, biaya utilitas yang tinggi mencakup listrik, air dan gas, serta tidak memadainya infrastruktur. Akibatnya, investor harus membangun sendiri jaringan pipa, pelabuhan, jalan, dan lainnya.

Selain itu, biaya investasi kilang sangat tinggi sehingga memerlukan skema pendanaan yang menarik. Terlebih, sektor petrokimia bakal menjadi prioritas investasi industri substitusi impor pada tahun ini.

“Untuk menarik minat investasi pembangunan kilang diperlukan insentif pengurangan pajak seperti tax holiday, tax allowance dan pembebasan bea masuk barang modal,” imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement