REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalai Lama mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang Marxist saat memberikan kuliah mengenai perdamaian dunia di Kolkata, India. Identifikasi itu ia sampaikan saat membahas mengenai kapitalisme, diskriminasi, dan kekerasan.
"Kita harus punya pendekatan kemanusiaan. Sejauh teori sosioekonomi, saya adalah seorang Marxis," katanya dalam kuliah berjudul Pendekatan Kemanusiaan untuk Perdamaian Dunia.
Pemimpin spiritual Tibet itu menyalahkan kapitalisme untuk ketidakadilan dan menyebut Marxisme sebagai jalan keluarnya.
"Di negara kapitalis, ada senjang yang meningkat antara kaya dan miskin. Di Marxisme, ada penekanan untuk pemerataan... banyak pemimpin Marxis yang sekarang berpikir secara kapitalis," katanya seperti dilansir newsweek.
Dia menyatakan, ketimpangan ekonomi dan sosial di India sebagai alasan diskriminasi terhadap perempuan dan masyarakat kasta rendah.
"Saya tidak akan melihat di kehidupan saya, tapi kita harus memulainya. Mereka yang di bawah 30 tahun merupakan generasi abad ke-21. Kalian harus menghentikan kekerasan dengan semangat, visi, dan kebijaksanaan," katanya sambil menekankan mengenai pentingnya pelarangan senjata nuklir.
Ini bukan pertama kali Dalai Lama mengasosiasikan diri sebagai seorang Marxis. Pada 2011, ia juga mengemukakan pernyataan yang sama.
"Saya menganggap diri saya sebagai seorang Marxis, tapi bukan seorang Leninis," katanya di sebuah konferensi di Minneapolis.