REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- "Saya bukan Charlie. Saya bekerja untuk Charlie sebagai kartunis. Pada 2009, Saya membuat karikatur yang menunjukkan anak Sarkozy masuk Yahudi karena alasan keuangan. Charlie meminta saya untuk meminta maaf dan saya menolaknya. Charlie memecat saya karena dianggap telah menghina Yahudi."
Ungkapan itu berasal dari mulut Maurice Sinet, yang lebih dikenal sebagai Sine. Charlie Hebdo telah menjadi buah bibir masyarakat dunia atas aksinya menentang segala pembatasan kebebasan berekspresi setelah kembali menelurkan edisi terbarunya yang lagi-lagi menghina Nabi Muhammad SAW pada Rabu (14/1).
Sejumlah negara-negara di dunia terutama barat terus mendukung upaya Charlie Hebdo dalam menyuarakan kebebasan berbicaranya, sebagaimana diberitakan World Bulletin, Jumat (16/1). Maraknya aksi dukungan kepada Charlie Hebdo membuat Sine ikut angkat suara.
Pria yang saat ini berusia 80 tahun itu diketahui pernah bekerja untuk majalah satir tersebut selama 20 tahun. Sine merasa ada yang aneh dengan mantan perusahaan tersebut.
Menurutnya, Charlie Hebdo dan barat memiliki standar ganda terkait kebebasan berbicara yang diagung-agungkan tersebut. Sine mengaku telah dipecat karena karyanya dianggap telah melecehkan umat Yahudi.
Ia dituding telah melakukan aksi anti-Semit pada 2009 lalu lewat karikaturnya yang menggambarkan anak mantan Presiden Prancis Sarkozy.Maurice Sine dituding telah menghasut kebencian rasial untuk kolom yang ia buat pada Juli 2009.
Bahkan, kecaman untuk Sine juga datang dari Jyllands-Posten di Denmark yang juga pernah membuat gambar Nabi Muhammad SAW. Media Denmark yang dikenal anti-Islam itu mendesak Sine untuk meminta maaf karena telah melecehkan umat Yahudi.
Charlie Hebdo menerbitkan kartun yang menghina Nabi Muhammad dan Islam serta Yesus dan Kristen, dan menandainya sebagai kebebasan berbicara. Namun, jika menyinggung perasaan umat Yahudi maka sikap Charlie Hebdo berbeda 180 derajat. Charlie Hebdo juga pernah dituntut sebanyak 12 kali oleh Gereja Katolik karena dianggao melecehkan Yesus dan umat Nasrani.