REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL -- Kejaksaan Turkimelakukan penyelidikan terhadap surat kabar Cumhurriyet yang dianggap ikut andil menyebarluaskan penghinaan terhadap umat Islam. Khususnya setelah surat kabar itu mendistribusikan majalah Charlie Hebdo di negaranya.
Dikutip dari VOA, Jaksa di Istanbul mengumumkan mereka sedang menyelidiki surat kabar Cumhurriyet atas tuduhan telah melakukan hasutan kebencian dan penghinaan. Cumhurriyet menerbitkan empat halaman majalah sebagai suplemen khusus yang berisi tentang kartun Nabi Muhammad SAW yang diterbitkan Charlie Hebdo.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengutuk keras kejadian ini dan mengatakan Turki tidak mengizinkan penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ilmuwan politik Cengiz Aktar dari Istanbul Suleyman Sah University mengatakan, ketegangan politik meningkat atas masalah ini.Beberapa media massa dan masyarakat di media sosial mengecam Cumhuriyet.
Bagi mereka, tutur dia, tidak tempat di Turki bagi kelompok yang menghina Nabi Muhammad SAW. Sayangnya, menurut dia, masyarakat menilai pemerintah tak membuat kebijakan yang bisa meredam hal ini.
Kolumnis diplomatik Semih Idiz dari koran Taraf memperingatkan kontroversi terbaru bisa berubah kekerasan. "Ini memiliki potensi untuk mendorong orang turun ke jalan dan menyebabkan kekerasan. Ini bukan hal yang baru bagi Turki," katanya.