REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN - Pada hari ke-21 proses pencarian pesawat Air Asia QZ 8501, kondisi cuaca di lokasi jatuhnya badan pesawat dilaporkan hujan ringan. Potensi hujan dan munculnya awan Cummulonimbus (Cb) juga dilaporkan masih akan terjadi di lokasi temuan badan pesawat.
Terkait kondisi gelombang laut, arus permukaan, serta kecepatan angin, Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pangkalan Bun, Lukman Soleh, menyebutkan ketinggian gelombang mencapai dua hingga tiga meter. Kondisi ini sedikit lebih tinggi dibanding kondisi gelombang laut pada hari ke-20, kemarin.
Sementara kondisi arus permukaan laut mengarah dari barat-barat laut dengan kecepatan 40 hingga 100 cm/s. Sedangkan kecepatan angin permukaan berkisar 10 sampai 20 knot dari arah barat. ''Melihat kondisi cuaca di laut kami sarankan tim evakuasi untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan misi ini,'' kata Lukman, Sabtu (17/1).
Kondisi ini kemungkinan besar akan menghambat proses evakuasi badan pesawat. Basarnas memang telah menghapus opsi pengangkatan jenazah secara satu per satu dari badan pesawat dan akan lebih memilih mengangkat badan pesawat dengan lifting bag. Namun, dalam dua opsi ini tetap mengharuskan tim penyelam untuk bisa mencapai dasar laut dan lokasi badan pesawat, yang hingga saat ini belum bisa dilakukan.
Sementara Lukman menyebutkan, para tim penerbang juga harus memperhatikan waktu terbang. Pasalnya menjelang siang diperkirakan ada potensi hujan di sebagian besar wilayah pencarian.
''Sehingga dukungan dari udara juga harus memperhatikan informasi waktu terbang, termasuk informasi enroute untuk para penerbang. Untuk itu, kami akan menyediakan informasi tersebut termasuk citra radar,'' ujar Lukman.