Sabtu 17 Jan 2015 13:22 WIB

Pemilihan Ketum Secara Aklamasi Dinilai tak Sehat

Wiranto dikabarkan akan dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Hanura pada Munas II bulan depan.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wiranto dikabarkan akan dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Hanura pada Munas II bulan depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengatakan pemilihan ketua umum partai secara aklamasi tidak sehat bagi demokrasi karena membatasi kompetisi pencalonan.

"Tidak sehat bagi demokrasi jika pemilihan ketua umum partai politik dilakukan secara aklamasi karena tidak ada kompetisi," kata Ray saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (17/1). Ia mengatakan aklamasi membiasakan cara mobilisasi yang dapat menimbulkan otoritarianisme.

Lebih jauh, kata dia, aklamasi dapat melahirkan tokoh yang diktator karena melakukan intimidasi politik dengan memanfaatkan pengaruhnya yang besar di partai. "Aklamasi melahirkan tokoh tokoh diktator karena melakukan intimidasi politik dengan pengaruhnya," tutur dia.

Menurutnya, aklamasi adalah bentuk penyeragaman suara sehingga tidak ada penghargaan pada aspirasi dan keingininan yang berbeda.

Untuk itu, kata dia, pemilihan ketua umum lebih baik menggunakan cara pemungutan suara agar semua suara dapat terhitung dan tidak harus diseragamkan.

Munas II Partai Hanura dijadwalkan berlangsung di Solo pada Februari. Dalam Munas II itu Wiranto dikabarkan akan dipilih secara aklamasi. Sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro juga memprediksi Susilo Bambang Yudhoyono akan terpilih kembali sebagai Ketua Umum Demokrat secara aklamasi pada Kongres 2015.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement