REPUBLIKA.CO.ID,DURHAM--Suara adzan salat Jumat batal berkumandang setelah mendapatkan larangan dari pihak kampus Duke University. Duke University beralasan mendapatkan kecaman dari pemuka agama mayoritas di Amerika Serikat.
Sebelumnya, mahasiwa Muslim yang menempuh kuliah di Duke University ingin meminjam tower kapel kampus sebagai tempat mengumandangkan adzan shalat Jumat.
Namun, permintaan mereka mendapat penolakan dari pihak kampus. Sebagai gantinya, kampus menyediakan halaman depan kapel sebagai tempat berkumpulnya mahasiswa Muslim.
"Duke tetap berkomitmen untuk mendorong kampus sebagai tempat inklusif, toleran dan ramah bagi semua siswa," kata Michael Schoenfeld, Wakil Presiden publik dan hubungan pemerintah seperti dikutip Alarabiya, Ahad (18/1).
Putera Pendeta Billy Graham, Franklin Graham, salah satu yang paling menolak keras penggunaan tower kapel untuk mengumandangkan adzan. Franklin menyerukan penolakan terhadap rencana itu karena kekerasan terhadap Kristen yang dia kaitkan dengan Islam.
Selama ini, selain berfungsi sebagai gereja, Duke Chapel juga dipakai umat Hindu dan Budha untuk melakukan kegiatan ibadahnya. Sebelumnya, dekan urusan keagamaan, Christy Lohr Sapp mengatakan bahwa keputusan membolehkan azan sebagai komitmen sekolah untuk pluralisme agama.
Universitas Duke sendiri memiliki lebih dari 700 mahasiswa muslim. Mereka mempekerjakan seorang imam muslim pertama kalinya pada tahun 2009. Mahasiswa muslim melakukan ibadah mereka di ruang bawah tanah kapel selama dua tahun terakhir.