Ahad 18 Jan 2015 20:41 WIB

Sekda 'Terdakwa' Siap Penuhi Panggilan Kemendagri

Rep: c60/ Red: Esthi Maharani
Kemendagri, ilustrasi
Kemendagri, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN – Sekretaris Daerah Sumatera Utara yang baru dilantik, Hasban Ritonga menyatakan kesediaannya menghadiri panggilan Kementerian Dalam Negeri untuk mengklarifikasi status yang disandangnya sebagai terdakwa kasus sengketa lahan sirkuit di Medan.  

“Kalau dipanggil (Kemendagri) ya Insyallah akan saya hadiri,” kata dia kepada Republika di Medan, Ahad (19/1).

Hasban mengaku siap menjelaskan persoalan yang sedang dihadapinya di Pengadilan Negeri Medan. Dia menganggap kehadirannya nanti, merupakan bentuk ketaatan terhadap konstitusi. Sebagai pejabat, dia harus menaati perintah atasannya.

Hasban baru dilantik sebagai Sekda Sumut  oleh Gubernur Sumut, Gatot Puji Nugroho, di kantor Gubernur Sumut, Rabu (14/1) lalu. Namun, pelantikan itu menuai kontroversi karena Hasban ditetapkan sebagai terdakwa.

Sebelumnya, Sekjend Kemendagri, Yuswandi Temenggung menyatakan, pelantikan Sekda Sumut, Hasban bisa dibatalkan demi hukum mengingat status yang disandangnya. Dia mengatakan, pemerintah pusat tidak mengetahui status hukum yang sedang disandang Hasban.

“Di surat pengusulan (nama Sekda dari Gubernur Sumut ke Kemendagri) tidak ada menyebut (status terdakwa). Jadai pengangkatannya sebagai Sekda bisa dibaltalkan,” ujarnya di Kantor Kemendagri Jakarta, Kamus (15/1) lalu.

Yuswani mengungkapkan akan memanggil Hasban. Pemanggilan itu ditujukan untuk meminta klarifikasi atas status hukum yang tengah dihadapinya. “Sekaligus menanyakan, mengapa saat dihubungi Mendagri Tjahjo Kumolo, beberapa waktu lalu, Hasban mengatakan, tidak ada permasalahn yang dihadapi,”kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement