REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI--Pemerintah telah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) dua kali dalam satu bulan ini. Akan tetapi, perubahan harga tersebut membuat tarif angkutan umum di Bekasi menjadi tidak stabil.
Seorang sopir angkutan umum, Najarudin (44) mengatakan, tarif penumpang dari terminal Bekasi Kota ke terminal Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi sebelumnya Rp 8.000. Setelah BBM naik menjadi Rp 10 ribu. Tapi, setelah diturunkan kembali, ia mengaku harga sewa menjadi kurang stabil.
Saat ia ditanya mengenai harga BBM yang hari ini turun kembali. Ia mengaku masih belum tau berapa harga sewa yang ditetapkan pemerintah.
"Sampai hari ini harga sewa masih belum stabil ada yang membayar Rp 9.000, ada juga yang membayar Rp 8000," ujar Najarudin kepada Republika, Senin (19/1).
Tidak stabilnya tarif angkutan umum dirasakan oleh siswa kelas XII STM Karya Nusantara Bekasi, Raka Prasetyo Ia mengaku, setelah harga BBM naik, setiap berangkat ke sekolah Raka harus mengeluarkan uang Rp 7.000. Padahal sebelumnya hanya Rp 6.000 saja.
Hari ini BBM turun kembali, tapi Raka mengatakan, harga masih naik turun tergantung angkutannya. Ia berharap pemerintah daerah segera menetapkan tarif pastinya.
"Kalau bisa, jangan terlalu mahal untuk anak sekolah," ujar Raka.
Saat dikonfirmasi kepada Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bekasi Kota, Hotman Pane menjelaskan. Pihaknya hari ini baru akan mengadakan rapat dengan pemerintah untuk menetapkan tarif baru.
Sebelumnya, harga bensin premium sempat naik dari Rp 6500 menjadi Rp 8500 pada 18 November 2014. Kemudian pada 1 Januari 2015 turun kembali menjadi Rp 7500. Kurang dari satu bulan pemerintah mengumumkan harga BBM turun kembali menjadi Rp 6600 terhitung hari ini.