Senin 19 Jan 2015 23:12 WIB

Per November, Indonesia Miliki Utang Rp 3.586 Triliun

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Utang lagi
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Utang lagi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada November 2014 tumbuh 11,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Oktober 2014 sebesar 10,9 persen  (yoy). Posisi ULN Indonesia pada akhir November 2014 tercatat sebesar 294,4 miliar Dolar atau sekitar Rp 3.586 triliun.

Utang ini terdiri dari ULN sektor publik sebesar 133,9 miliar dolar (45,5 persen dari total ULN) dan ULN sektor swasta 160,5 miliar Dolar (54,5 persen dari total ULN). Meskipun secara tahunan mengalami akselerasi pertumbuhan, posisi ULN November 2014 turun 0,2 persen jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya karena turunnya posisi ULN swasta.

Perkembangan ULN pada November 2014 dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN sektor publik yang meningkat di saat pertumbuhan ULN sektor swasta melambat. ULN sektor publik tumbuh 8,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,9 persen (yoy).

Hal ini terutama dipengaruhi peningkatan kepemilikan surat utang Pemerintah oleh asing. ULN sektor publik terutama dalam bentuk surat utang (54,3 persen dari total ULN sektor publik) yang tercatat tumbuh 27,7 persen (yoy).

Di sisi lain, ULN sektor swasta tumbuh 14,7 persen (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 15,4 persen (yoy). ULN sektor swasta didominasi oleh perjanjian pinjaman (64,6 persen dari total ULN sektor swasta) yang mencatat pertumbuhan 9,7 persen (yoy).

Pada November 2014, ULN berjangka panjang tercatat sebesar 246,3 miliar dolar atau mencapai 83,7 persen dari total ULN. Dari jumlah tersebut, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai 129,5 miliar dolar atau 96,7 persen dari total ULN sektor publik. ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat sebesar 116,8 miliar dolar atau 72,7 persen dari total ULN swasta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement