Selasa 20 Jan 2015 00:42 WIB

Fed Naikkan Suku Bunga, Indonesia Bisa 'Kehilangan' 400 Juta Dolar AS

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
The Federal Reserve Bank of New York (File)
Foto: en.wikipedia.org
The Federal Reserve Bank of New York (File)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Aliran modal keluar diprediksi mencapai 400-500 juta dolar AS bersih selama satu triwulan ketika bank sentral Amerika the Fed menaikkan suku bunga. Peneliti Ekonomi FE Universitas Indonesia Chaikal Nuryakin mengatakan pihaknya melakukan simulasi dampak kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin tidak bergitu berdampak pada capital outflow.

Akan ada masa capital outflow cukup besar terjadi pada pekan atau bulan dinaikkannya suku bunga. Namun, hal ini masih akan diikuti oleh capital inflow.

Berdasarkan historis selama 10 tahun terakhir, capital inflow di Indonesia selalu positif kecuali pada saat kondisi perpolitikan atau perekonomian dunia sedang dalam masalah. Berdasarkan historis, capital inflow negatif hanya saat Yunani mengalami gagal bayar yang berdampak pada krisis ekonomi global.

"Pengaruhnya tidak begitu besar kepada pasar finansial," ujar Chaikal, Senin (19/1).

Berdasarkan simulasi yang dilakukan dengan menggunakan variable makro ekonomi seperti IHSG, risiko politik, kenaikan suku bunga the Fed hanya berpengaruh 1,3 persen dari total obligasi Indonesia yang dimiliki asing. Artinya, secara fundamental, pasar Indonesia masih cukup menarik.

Dia mengatakan, dampak naiknya suku bunga the Fed ini juga akan berdampak pada melemahnya nilai tukar. Namun, berdasarkan riset nilaitukar tidak akan menyentuh angka Rp 13 ribu per dolar. Capital outflow, kata dia, dibarengi dengan capital inflow sehingga pasar finansial Indonesia tidak terlalu bergejolak.

"Perhitungan tadi hanya disebabkan oleh faktor The Fed saja, tidak termasuk faktor eksternal lainnya," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement